Monday, January 6, 2020

Poem



CATATAN BURAM PEDESTARIAN
(Nawiz hafiz)
Diantara hiruk pikuknya sebuah karnaval
Aku berjalan dengan gontai tanpa ekspresi
Keadaan yang begitu kontras dengan suasana hari itu
Gemuruh suara drum band dan suara parau pembawa acara
Memekakkan telingaku  dan mulai membuatku bosan
Aku terus berjalan mencari sosok itu
Walaupun aku tak sanggup untuk menatapnya bila ku bertemu nanti
Aku terus menyeruak diantara orang orang yang lalu lalang
Menembus barikade peluh dan bau ketiak..
Huh….aku berjalan gontai tanpa ekspresi
Aku tak tau apa yang aku cari
Sosok itu…..ataukah bayangannya ….
Aku terus berjalan..
Dan..seketika aku terhentak
Kulihat sosok itu diantara canda dan tawa malaikat kecilnya
Seketika aku merasa kerdil dan tak berarti apa apa
Namun melankolia lamaku dengan sosok itu seakan begitu kuat menarik diriku
Kucoba menepisnya namun tak kuasa
Seketika akupun tertegun, krongkonganku seakan kering
Aku hanya bisa melambaikan tanganku
Aku tak bisa berbuat apa apa
Aku tak kuasa menatap sorot mata nya
Seakan ingin berkata kaulah penjahat


Kau telah membuatku malu
Pembohong,penipu,tidak tau malu
Ah semuanya seakan tertumpuk padaku dengan sorot mata itu
Aku mati rasa,mati kata,mati,mati
Aku telah kehilangan sosok itu
Walaupun aku ingin menemuinya
Kini hampa yang kurasa….sepi…sunyi…
Sosok itu…..dan bayangnnya  telah berlalu
Kuharap dia akan selalu mengingat ku..semoga.

Monday, March 23, 2015

TIPS EFEKTIF SUPERVISI



TIPS EFEKTIF SUPERVISI PENDIDIKAN SEKOLAH

Pendahuluan
            “ If you know the enemy better than you know yourself the outcome of the battle has already been decided” 
                                                                                      Sun tzu
Ungkapan dari sun tzu mengenai startegi dalam memenangkan suatu peperangan  dapat kita jadikan sebagai satu perumpamaan, khususnya di bidang supervisi dalam rangka meningkatkan pendidikan Indonesia,perlu diperhatikan beberapa aspek dan proses dimana lembaga pendidikan harus memperhatikan strategi baik sikap-sikap dan langkah-langkah dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah sebagai area pertempuran kita sebagai insan pendidik dimana sangat perlu mengetahui semua kendala yang ada pada diri lembaga atau sekolah dan dan bagaimana kita mengatasinya untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan dan nilai tawar dari lembaga atau sekolah yang dalam hal ini posisi dari supervisi sangat dibutuhkan.

Tujuan
            Setelah  membaca Bab 8 buku ini, pembaca diharapkan mampu:
1.    Memahami sikap kopetitif pengelola lembaga pendidikan dalam menjalankan tugas kelembagaannya untuk meningkatkan mutu pendidikan  
2.    Memahami strategi Pengelola pendidikan dalam mengambil keputusan untuk menghadapi persaingan





SUPERVISI DAN KEBANGKITAN PENDIDIKAN INDONESIA

BAB VIII

Kebangkitan pendidikan di Indonesia adalah harapan dan cita-cita bangsa ini. Dengan kebangkitan pendidikan di Indonesia , diharapkan aspek-aspek lainnya terangkat,  seperti teknologi, ekonomi, seni dan kebudayaan, Politik, informasi dan lain sebagainya. Supervisi pendidikan dengan program  yang ideal, sebagaimana telah disebutkan pada bagian sebelumnya, diharapkan mampu membangkitkan kualitas pendididkan di negeri ini secara massif dan eskalatif. Sekarang adalah era persaingan: siapa yang mampu memberikan kualitas terbaik, ia yang menjadi pemenang. Maka, pengelola lembaga pendidikan harus memiliki berbagai sikap kopetitif dalam menjalankan tugas kelembagaannya. Sikap-sikap tersebut, menurut Dedy Mulyasana, adalah sebagai berikut:
            Pertama, memiliki komitmen untuk melakukan yang terbaik dan tetap memperjuangkan keunggulan dan titik kesempurnaan. Kedua, berpegang teguh pada prinsip kejujuran, profesionalisme dan kepercayaan. Ketiga, memiliki prinsip selalu berada di depan karena persaingan adalah adu cepat menggapai garis finis. Keempat, visioner dan mampu memetakan gambaran masa depan ke meja kerja hari ini. Kelima, cermat,penuh perhitungan dan selalu menghindari terjadinya kesalahan.
            Keenam, berorientasi pada prinsip-prinsip kebaikan, keadilan, kejujuran dan kebermanfaatan. Ketujuh, peka terhadap tuntutan aspirasi dan selalu meyakini bahwa semua pihak telah terlayani dengan baik. Kedelapan, cermat, tepat dan cepat dalam mengambil keputusan serta bertanggung jawab dalam menghadapi resiko. Kesembilan, bersikap demokratis, kritis dan terbuka serta  tidak bersikap mutlak terhadap suatu hal. Kesepuluh, tidak sekedar menjual jasa , barang, ilmu, dan keterampilan , tapi selalu menjual kepercayaan dan kepuasan pada semua pihak.
            Kesebelas, mencintai pekerjaan yang ditunjukkan dengan semangat bekerja keras, ulet, dan tanpa mengenal menyerah dalam menghadapi berbagai pekerjaan. Kedua belas, mengelola diri dan waktu. Ketiga belas, bersikap obyektif  dan tidak memberikan  nilai berlebih terhadap diri sendiri. Keempat belas, cermat. Kelima belas, selalu hangat dan bersahabat dengan siapa pun,serta menghargai prestasi dan kebaikan orang sekecil apapun.90
            Sikap kompetitif tersebut harus dimaksimalkan oleh semua elemen lembaga pendidikan, mulai kepala sekolah,jajaran pimpinan, guru, karyawan dan siswa-siswi. Secara lebih detail, ada beberapa kunci sukses mengelola pendidikan dan memenangkan persaingan
            Pertama, ada jaminan bahwa orang lain telah dilayani dengan baik ( bukan dilayani, tapi melayani orang dalam menciptakan suasana kebersamaan untuk mencapai tujuan ). Kedua, ada jaminan bahwa Anda datang lebih cepat di tempat tujuan, sebab persaingan adalah adu cepat mencapai garis finish. Ketiga,melakukan pemutakhiran misi,program, dan strategi organisasi sesuai tuntutan perubahan  dan tuntutan kebutuhan-kebutuhan termasuk akurasi data.
            Keempat, untuk mengantisipasi adanya ancaman dan perubahan, perlu ditetapkan program  dan strategi alternative. Kelima , menguasai sumber-sumber informasi dan teknologi informatika . Keenam, tidak sekedar menjual gedung , ilmu, dan keterampilan, tapi menjual kepercayaan yang di dalamnya ada profesionalisme, jaminan kejujuran akademik, dan nilai-nilai kebenaran.
            Ketujuh, kenalilah masyarakat dan kebutuhannya daripada sekedar berusaha ingin dikenal oleh masyarakat. Kenalilah orang lain, tentu anda akan dikenal oleh orang. Kedelapan, menciptakakn komunikasi  yang efektif dengan stakeholders sehingga terjalin hubungan atas dasar saling memenuhi kebutuhan komunikasi . Hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan  dan jalan pikiran pengguna jasa pendidikan.
            Kesembilan, menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan bagi siapa pun. Kesepuluh, tidak mengukur orang lain dari kepentingan dan kemampuannya. Kesebelas , tidak menentukan arah angin,tetapi mengawal arah layar pada kapal. Artinya, tidak bertindak tanpa arah dan tujuan yang jelas. Kedua belas, tidak sekedar menyalahkan, tapi membangun kemajuan bersama, tidak kreatif, tapi berinisiatif. Ketiga belas,pengambil keputusan  tidak menjadikan organisasi sebagai pelabuhan untuk  mengamankan diri. Perahu itu aman apabila berada di pelabuhan, tapi bukan itu maksud perahu itu dibuat.
            Keempat belas, menetapkan sasaran baru objek-objek yang layak untuk dibidik, dan melakukan terobosan-terobosan baru. Ibaratnya, janin itu aman dan nyaman ketika berada dalam telur, tapi ia tidak akan menjadi ayam ketika tidak membongkar cangkang telur. Kelima belas, berpetualang dalam  memajukan lembaga. Sebab, pelaut ulung tidak lahir dari pantai yang tenang ,  tapi tumbuh di atas  gelombang samudera yang  dahsyat.
            Persaingan di  era perubahan bukanlah persaingan dengan sesama lembaga lain, tapi persaingan dengan diri sendiri . Rekayasa ulang, benchmarking,perbaikan secara terus-menerus,  manajemen kualitas total, produksi yang ramping, persaingan berdasarkan waktu (time –based competition), menurut Rawon Gibson(1998:xxxix) hanya merupakan unsur yang amat penting untuk mempertahankan kehidupan organisasi. Namun, hal itu sekadar syarat agar mereka tetap dapat bersaing, bukan untuk memenangkan persaingan.91 Dalam konteks ini, soliditas tim adalah kata kunci. Kesuksesan lahir dari kolektivitas, bukan kerja individu. Kolektivitas  inilah yang menjamin adanya kontinuitas dan konsistensi dalam menjalankan program dan cita-cita besar ke depan.
            Selain langkah tersebut, supervisor hendaknya memberikan bekal berharga kepada lembaga pendidikan agar mampu menjaga eksistensi dan mengembangkan sayap secara progresif. Lembaga pendidikan didorong agar berani bersaing dengan strategi yang matang dan jitu. Berikut beberapa jenis strategi yang patut diperhitungkan sebagai salah satu strategi pilihan oleh para pengambil keputusan dalam menghadapi persaingan.
A. Strategi  Bertahan
Strategi bertahan adalah bentuk strategi persaingan yang dilakukan oleh suatu lembaga yang sedang menghadapi krisis, baik krisis yang muncul akibat banyaknya kelemahan organisasai maupun krisis yang dating dari luar lembaga. Strategi ini terbagi dua, diantaranya adalah sebagai berikut :
1.    Strategi Bertahan Total
 Strategi  dikonsentrasikan pada upaya  memperbaiki semua komponen yang dianggap lemah, sedangkan komponen yang dianggap kuat diabaikan sementara. Orientasi kerja diarahkan pada pengembangan internal  daripada melakukan tindakan ekspansi keluar. Untuk melakukan strategi ini, pihak manajemen harus mempunyai program yang terencana dan terukur. Mereka harus berupaya memperbaiki  ( dana, sarana, dan prasarana ), kualitas sumber daya manusia, kultur dan kinerja karyawan, pengembangan lingkungan dan jaringan usaha , kebijakan , struktur , serta manajemen dan system kepemimpinan.
2.    Strategi Penyelamatan ( Rescue strategy )
Strategi ini dilakukan untuk menyelamatkan lembaga pendidikan yang sudah terancam bangkrut. Langkahnya adalah mengutamakan tindakan penyembuhan, berkonsentrasi pada sumber masalah, memperketat kontrol  dan pengendalian, dan menerapkan risk management. Selain itu strategi ini digunakan juga ketika lembaga dalam keadaan darurat, kebijakan dan program bersifat emergency, memperkokoh keutuhan dan persatuan, tidak berorientasi pada keuntungan, tidak melakukan kompetisi, tapi cukup bertahan dan asal bisa selamat, dan program jangka pendek.
B. Strategi Mempertahankan Kehidupan Lembaga.
Pola ini dilakukan oleh suatu lembaga pendidikan yang dianggap mampu menutupi kelemahan sekaligus meningkatkan komponen yang dianggap mampu menutupi kelemahan sekaligus meningkatkan komponen yang dianggap kuat. Beberapa langkah yang harus dilakukan pimpinan lembaga adalah melakukan langkah asal bisa bertahan , tapi tetap mencari peluang untuk keluar dari masalah; kontrol pengendalian masih dilakukakn secara ketat; menerapkan risk management  ( manajemen resiko); menekankan program dan pendekatan yang bersifat darurat; tidak selalu berkonsentrasi pada keuntungan; memperkokoh sisi yang sudah baik; masih menghindari kompetisi dengan menitik beratkan pada program jangka pendek.
C. Strategi yang Berorientasi pada Persaingan
Ini adalah strategi persaingan yang dilakukan dengan cara melakukan persaingan secara terbuka, Strategi tersebut dilakukan apabila semua komponen yang dimiliki oleh lembaga sudah dianggap kuat. Namun, apabila komponen yang dimiliki tidak siap, penerapan strategi ini akan berakibat buruk pada lembaga, startegi ini terbagi menjadi beberapa bagian , diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Strategi Bersaing Total
            Strategi persaingan dilakukan dengan secara melakukan penekanan terhadap kekuatan dan kelemahan pesaing. Pola ini hanya dapat dilakukan apabila semua komponen lembaga pendididkan yang anda pimpin unggul dalam segalanya . Pola tersebut dilakukan dengan cara berhadapan langsung . Anda harus berani menawarkan harga secara terbuka kepada masyarakat, karena harga yang anda tawarkan lebih kompetitif dibanding yang ditawarkan oleh pihak lain. Anda dapat menawarkan mutu dan produk secara terbuka karena mutu dan produk dan mutu dari lembaga pendidikan yang anda pimpin lebih unggul dengan pihak lain. Anda pun dapat penawarkan system layanan secara terbuka karena sistem layanan pendidikan yang anda tawarkan  lebih unggul dari pihak lain.
2. Tri-Area Power System
             Strategi ini menggunakan tiga kekuatan utama. Untuk melakukakn pola ini, para pengambil keputusan strategis harus mampu menempatkan pesaing ditengah-tengan wilayah kerja usaha Anda sehingga Anda dapat menguasai wilayah persaingan. Pola ini hanya bisa diterapkan apabila posisis lembaga anda sudah kuat disemua lini. Artinya kekuatan intinya lebih unggul, Kekuatan Cadangan dan kekuatan pendukungnya pun sudah lebih baik dari pihak lain. Pola ini tidak dapat diterapkan apabila lembaga yang anda pimpin lemah.
3. Key Sector strategy (Strategi sektor kunci )
            Ini adalah strategi yang menggunakan kekuatan kunci untuk dijadikan sebagai satu-satunya alat bersaing . Misalnya, apabila lembaga pendidikan yang anda pimpin beranggapan bahwa di antara semua komponen yang ada (sarana/gedung, SDM, Modal, pelayanan, harga/biaya, jaringan,manajemen, dsb), ternyata sektor pelayanan dianggap lebih kompetitif disbanding yang lain, maka yang harus ditonjolkan dalam persaingan hanya sektor pelayanan saja dulu. Kampanye dilakukan secara besar-besaran sehingga masyarakat tahu dan merasakan bahwa sistem pelayanan yang diberikan lembaga pendidikan sangat memuaskan. Masyarakat akan tertarik pada pola pelayanan ini. Jika sudah tertarik jangan lupa menyertakan sektor lain, seperti sektor harga yang murah dan kualitas SDM yang andal dengan sektor pelayanan yang sudah dikenal oleh masyarakat.
4. Door to Door System
             Ini adalh sistem penguasaan pasar  yang dilakukan dari pintu kepintu konsumen. Pola ini sangat efektif dilakukan untuk menghadapi persaingan yang sangat ketat. Syaratnya, harus memiliki tenaga lapangan yang profesional, memiliki keuletan, kemampuan berkomunikasi, wawasan yang luas, serta memilki teman-teman akrab yang banyak.
            Di bidang pendidikan, pola ini dapat diterapkan dengan mendatangi kantong-kantong calon peserta didik. Para petugas mendatangi kantong-kantong calon peserta didik. Para petugas mendatangi calon siswa/mahasiswa, bisa melalui orang tua, teman dekatnya, atau orang yang dihormati oleh mereka.
5. Pola Gerilya
            Ini adalah suatu persaingan yang dilakukan dengan menekan kekuatan lawan secara tersembunyi. Pola ini tidak dapat dilakukan secara terbuka, sebab pesaing yang dihadapi adalah memilki kekuatan disemua sektor. Pola persaingan tidak dilakukan terhadap satu sektor saja, tetapi terhadap beberapa sektor, di beberapa tempat, dan dalam iklim yang berubah-ubah. Misalnya, di tempat A, penganut agamanya kuat, diserang dengan cara mengampanyekan bahwa produk perusahaannya tidak halal. Sedangkan di tempat B, kebanyakan penduduknya sibuk,diserang dengan kampanye bahwa pelayanan yang diberikan mudah, tidak bertele-tele. Dan di tempat C, penduduknya miskin, maka serangannya adalah kampanye tentang murahnya harga barang yang diproduksi.92
            Macam-macam strategi ini tidak lepas dari kondisi obyektif lembaga. Praktisi pendidikan seyogianya tetap mengedepankan sportifitas, ojektivitas, dan integritas. Selain itu, ia tidak menghalalkan segala cara, sebab akan membawa citra buruk bagi lembaga pendidikan sebagai lembaga moral dan keilmuan yang bertanggung  jawab dalam internalisasi nilai-nilai positif bagi kader-kader masa depan bangsa. Pendekatam kekeluargaan dan persaudaraan dikedepankan untuk menghindari konflik dan agitasi yang menjurus kepada perpecahan dan  perang terbuka. Semua lembaga pendidikan mempunyai tujuan mulia, yaitu mensukseskan kader-kader bangsa demi kebangkitan Indonesia tercinta. Maka, persaingan antar lembaga pendidikan jangan sampai mengarah pada upaya mematikan yang lain, sebab akan menimbulkan politik balas dendam, menghilangkan etika, serta mengikis persatuan dan kesatuan serta persaudaraan. Kalau bisa, hendaknya bersaing dan tetap kompak dalam satu tujuan, yakni mencerdaskan kehisupan bangsa. Lebih dahsyat lagi kalau bekerja sama untuk meningkatkan kualitas, sehingga semuanya meraih kesuksesan bersama seperti yang diimpikan seluruh elemen pendidikan.
Kesimpulan
Kebangkitan pendidikan di Indonesia adalah harapan dan cita-cita bangsa ini. Dengan kebangkitan pendidikan di Indonesia , diharapkan aspek-aspek lainnya terangkat,  seperti teknologi, ekonomi, seni dan kebudayaan, Politik, informasi dan lain sebagainya. Supervisi pendidikan dengan program  yang ideal, diharapkan mampu membangkitkan kualitas pendididkan di negeri ini secara massif dan eskalatif. Dalam usaha membangkitkan kualitas pendidikan diperlukan cara, metode dan strategi dalam meningkatkan mutu tersebut yang tidak lepas dari kondisi obyektif lembaga pendidikan serta  tidak menghalalkan segala cara, sebab akan membawa citra buruk bagi lembaga pendidikan sebagai lembaga moral dan keilmuan yang bertanggung  jawab dalam internalisasi nilai-nilai positif bagi kader-kader masa depan bangsa.

Daftar Pustaka
Mulyasa, E 2011. Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakata: Bumi Aksara
----------,.2007 Menjadi Kepala sekolah professional.
             Bandung ;Rosda



















Glosarium.
Etika
Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (ahlak)
Eskalasif
 Eskalasi:kenaikan; pertambahan (volume, jumlah, dsb)
Massif
Jumlah yg banyak sekali; sekumpulan orang yg banyak sekali (berkumpul di suatu tempat atau tersebar): kelompok manusia yg bersatu krn dasar atau pegangan tertentu
Internalisasi
Penghayatan thd suatu ajaran, doktrin, atau nilai sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai yg diwujudkan dl sikap dan perilaku
Kompetitif
Berhubungan dng kompetisi (persaingan); bersifat kompetisi (persaingan)
Kolektivitas
Perihal (keadaan) kolektif; kekolektifan
Progresif
Berpandangan jauh kedepan
Risk management
Suatu pendekatan terstruktur/  metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman
Strategi
Pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu
Visioner
Orang yg memiliki khayalan atau wawasan ke depan

Pertanyaan :
1.      Berikan alasan mengapa peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia sangat penting.
2.      Jelaskan hubungan antara ketersediaan sarana prasarana dengan peningkatan mutu sekolah
3.      Jelskan secara singkat penjelasan mengenai sikap kompetitif yang harus dimiliki lembaga sekolah menurut Dedy Mulyasana.
4.      Pada strategi yang berorientasi persaingan, menurut anda strategi mana  yang bisa diterapkan pada sekolah tempat tugas saudara.
5.      Pola gerilya sedikit tidaknya merupakan pola yang tidak pas apabila dilihat dari penjelasan strategi tersebut,bagaimana pendapat anda ?
Jawaban :
1.      Peningkatan kualitas pendidikan merupakan isu penting yang mengemuka pada era globalisasi pada milenium kedua ini mengingat persaingan global yang telah merambah pada semua aspek kehidupan masyarakat Indonesia sehingga peningkatan mutu pendidikan sebagai satu jawaban atas tantangan global ini sangat-sangat dibutuhkan agar nantinya Indonesia bisa menjadi Negara maju yang tidak tergantung pada Negara lain.
2.      Hubungan antara sarana prasarana denga peningkatan mutu sekolah dapat dilihat dari animo masyarakat terhadap lembaga sekolah yang memilki sarana prasarana yang mendukung kegiatan belajar mengajar,namun sarana prasarana juga berbanding terbalik apabila tidak disertai sumber daya manusia sebagai pengelola sarana prasarana karena banyak kita saksikan di beberapa sekolah atau lembaga pendidikan dengan sarana prasarana yang memadai tidak dapat bertahan lama dan menjadi sia-sia akibat dari tidak kurangnya sumber daya manusia sebagai pengelolanya sehingga dapat dikatakan disini prasarana dapat berdampak positif bagi sekolah apabila diimbangi dengan sumber daya manusia lembaga yang memadai.
3.      Sikap-sikap kompetitif yang harus dimiliki oleh sebuah lembaga pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan disekolahnya menurut Dedy Mulyasana dari 14 sikap yang dipaparkan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut bahwa lembaga pendidikan harus memilki komitmen yang kuat dalam melaksanakan tujuan untuk kemajuan lembaga pendidikan ,mencintai pekerjaa,visioner , cerdas dan cermat dalam bertindak serta mampu membaca peluang pada situasi dan kondisi yang tepat .
4.      Strategi berorientasi persaingan yang dapat diterapkan di sekolah tempat bertugas adalah strategi sektor kunci mengingat sekolah kami memilki satu keunggulan dari segi pelaksanaan pembelajaran agama dan dari prestasi siswa dalam bidang keagamaan sehingga dapat kami terapkan strategi sektor kunci pada peningkatan prestasi dibidang keagamaan untuk menarik minat dari peserta didik.
5.      Strategi gerilya pada prinsipnya adalah melumpuhkan lawan secara sembunyi-sembunyi dengan menyerang dari arah yang tidak diduga oleh musuh.Pengadopsian prinsip ini dapat dikatakan sebagai satu strategi yang kurang etis mengingat lembaga pendidikan menjujung nilai kebenaran namun apabila dilasanakan dengan cara yang bersih dan melalui pendekatan lapangan ynag kontinyu dan berkesinambungan maka strategi ini dapat berhasil dan mendapatkan tempat di masyarakat.

profil